Senin, 28 Oktober 2013

Bunga Nona Makan Sirih

Nona makan sirih (Clerodendrum thomsoniae) adalah sejenis tanaman hias merambat anggota suku Lamiaceae (dulu dimasukkan ke dalam Verbenaceae). Asalnya dari Afrika barat tropis namun kini tersebar di seluruh penjuru dunia karena populer sebagai tanaman hias penaung. Tumbuhan ini adalah liana lemah yang dapat mencapai panjang 4 meter, dengan daun oval sampai memanjang 8-17 cm. Bunganya tersusun sebagai cymosa, dengan 8-20 kuntum; kelopak bunga berwarna putih atau ungu pucat, mahkota bunga berwarna merah, panjang 2 cm.

Anggrek

Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga yang memiki anggota atau jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari mulai wilayah tropika basah sampai lokasi sirkumpolar, walau beberapa besar anggotanya ditemukan di wilayah tropika. Umumnya anggota suku ini hidup sebagai epifit, terlebih yang datang dari wilayah tropika. Anggrek di wilayah beriklim sedang umumnya hidup di tanah serta membentuk umbi sebagai langkah beradaptasi pada musim dingin. Organ-organnya yang condong tidak tipis serta berdaging ( sukulen ) membuatnya tahan hadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit bisa hidup dari embun serta udara lembap. Orchidaceae merupakan sumber inspirasi dari penamaan kereta api argo anggrek, kereta api kelas eksekutif yang melayani perjalanan surabaya pasar turi-gambir.

Minggu, 27 Oktober 2013

Mawar

Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Walaupun jarang ditemui, tinggi tanaman mawar yang merambat di tanaman lain bisa mencapai 20 meter. Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun. Bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih dan merah jambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Katak

Katak adalah nama kelompok hewan amfibi tidak berekor dari bangsa Anura yang berkaki empat dan memiliki kemampuan untuk meloncat. Sekitar 4.000 spesies katak dikelompokkan ke dalam beberapa suku, antara lain suku Bufonidae (bangkong) dan Ranidae (kodok). Hewan ini hidup hampir di semua habitat, kecuali lingkungan ekstrem seperti daerah kutub dan puncak gunung tinggi. Selain berperan sebagai konsumen dalam rantai makanan (food web), beberapa jenis katak berpera sebagai sumber bahan makanan bagi manusia. Kepala katak yang datar menyatu dengan bagian badan. Kulit katak biasanya tipis,lembap,dan tidak bersisik. Akan tetapi, anggota suku Bufonidae, seperti bangkong biasa (Bufo bufo) dan bangkong Amerika (Bufo americanus), memiliki kulit yang berbintil-bintil dan beracun. Hewan ini memiliki mata yang besar dan berkelopak. Telinganya tertutup membran tipis di belakang matanya. Mulut katak lebar dan tidak bergigi. kaki depannya berukuran pendek dan memiliki empat jari. Adapun kaki belakangnya berukuran panjang, berjari lima, dan berselaput renang.Tungkai katak, kemampuan meloncar dan berenang pada katak didukung oleh kaki belakangnya yang panjang. Adapun kaki depannya digunakan untuk menopang tubuh ketika duduk dan mendarat ketika meloncat. Katak berkomunikasi melalui suara yang dihasilkan oleh selaput tipis pada kerongkongannya. Pada musim kawin, suara tersebut digunakan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Karena kebiasaan makannya, katak dapat digunakan untuk mengontrol populasi serangga yang merugikan, terutama nyamuk. Katak juga digunakan sebagai hewan percobaan pada berbagai kegiatan penelitian di bidang anatomi dan embriologi.

Sang Saka Merah Putih

Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditunjukkan untuk Bendera Pusaka, bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera. Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati (Istri Presiden Ir Soekarno), pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutnya badan bendera tersebut adalah kain wool dari London) yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakkan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya, berukuran 276 * 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat sobek di ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 * 42 cm. Ujung berwarna merah sobek sebesar 15 * 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar. Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplipkatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya "menyaksikan" dari dalam kotak penyimpanannya.

Timbangan

Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat suatu benda. Timbangan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori berdasarkan klasifikasinya. Jika dilihat dari cara kerjanya, jenis timbangan dapat dibedakan atas: Timbangan Manual, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara mekanis dengan sistem pegas. Biasanya jenis timbangan ini menggunakan indikator berupa jarum sebagai petunjuk ukuran massa yang telah terskala. Timbangan Digital, yaitu jenis timbangngan yang bekerja secara elektrionis dengan tenaga listrik. Umumnya timbangan ini menggunakan arus lemah dan indikatornya berupa angka digital pada layar bacaan. Timbangan Hybrid, yaitu jenis timbangan yang cara kerjanya merupakan perpaduan antara timbangan manual dan digital. Timbangan Hybrid ini biasa digunakan untuk lokasi penimbangan yang tidak ada aliran listrik. Timbangan Hybrid menggunakan display digital tetapi bagian paltform menggunakan plat mekanik. Sedangkan berdasarkan penggunaannya, timbangan dapat dikelompokkan sebagai berikut : @ Timbangan Badan @ Timbangan Gantung @ Timbangan Lantai @ Timbangan Duduk @ Timbangan Meja @ Timbangan Counting @ Timbangan Platform @ Timbangan Hewan/Ternak @ Timbangan Emas

Koperasi Sekolah

Koperasi Sekolah adalah koperasi yg didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah. Koperasi Sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya di sekolah-sekolah SD, SMP, SMA, Madrasah, dan Pesantren. Pengurus dan pengelola Koperasi Sekolah dilakukan oleh para siswa di bawah bimbingan kepala sekolah dan guru-guru. Koperasi Sekolah tidak berbadan hukum seperti koperasi-koperasi lainnya karena siswa atau pelajar pada umumnya belum mampu melakukan tindakan hukum. Status Koperasi Sekolah yang dibentuk di sekolah merupakan koperasi terdaftar, tetapi tetap mendapat pengakuan sebagai perkumpulan koperasi. Pendirian Koperasi Sekolah diharapkan menjadi sarana bagi pelajar untuk belajar melakukan usaha kecil-kecilan, mengembangkan kemampuan berorganisasi, mendorong kebiasaan untuk berinovasi, belajar menyelesaikan masalah, dan sebagainya Dasar-dasar pertimbangan pendirian Koperasi Sekolah: @ Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah. @ Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa. @ Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi. @ Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat. @ Membantu kebutuhan siswa serta peserta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah Tujuan koperasi sekolah adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tata perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan pembentukan Koperasi Sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi. Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan progam pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini.

Dinosaurus

Contoh binatang yang telah punah adalah keluarga besar Dinosaurus. Misalnya Tyrannosaurus Rex, Brontosaurus, Triceratops, Brachiosaurus, dan Alosaurus. Jutaan tahun yang lalu reptilia-reptilia raksasa itu ada di mana-mana. Mengapa mereka punah? Bisa jadi pada waktu itu Bumi terlalu dingin bagi dinosaurus. Atau sesuatu telah terjadi pada makanannya. Saat itu, dinosaurus sudah tidak dapat menyesuaikan diri lagi dengan Bumi. Sayang, ya, kita hanya bisa melihat dinosaurus lewat buku dan film?

Long Boat

Long boat dalam Bahasa Indonesia berarti perahu panjang. Sesuai namanya, perahu ini memang panjang. Perahu bergerak dengan bantuan mesin motor yang ditempel. Perahu akan menghubungkan satu kampung dengan kampung lainnya di sepanjang sungai. Kalau hujan, penumpang akan tetap terlindungi karena perahu ini memiliki atap.

Getek

Ingin pergi ke kampung sebelah, tapi tak ada jembatan untuk menuju ke sana ? Eitsss... jangan bingung dulu. Geteklah yang bisa membawa kita ke sana. Getek adalah sebutan bambu-bambu yang di rangkai, kemudian di ikat dengan tali. Tak ada kemudi, tak ada layar. Ya, hanya angkutan air yang sederhana. Hanya cocok dipakai untuk jarak yang dekat dan mengangkut sedikit orang. Sambil membawa barang dagangan juga tak apa-apa, asal jangan terlalu berat. Di Jakarta, kita masih bisa menemukan getek. Hanya perlu seutas tali tambang yang di ikatkan ke tiang di seberang untuk menggerakkannya.

Sampan

Sama seperti getek, sampan digunakan untuk jarak dekat. Bentuknya seperti perahu kecil yang terbuat dari kayu. Beberapa sampan memiliki semacam tenda untuk melindungi dari panas dan hujan. Sampan digerakkan dengan kayuh atau dayung. Biasanya juga digunakan ketika para nelayan memancing di sungai. Untuk menjangkau daerah-daerah pedalaman seperti Kalimantan dan kota-kota lainnya yang jalur utamanya sungai. Sampan lebih disukai, karena bentuknya yang kecil. Ingat muatan harus tetap sedikit kalau tidak mau tenggelam.

Perahu Kelotok

Yang satu ini tidak menggunakan tenaga manusia lagi. Bentuknya sama seperti sampan, tetapi tidak perlu pakai dayung untuk mendorong, karena ada mesin motor kecil yang ditempel di perahu. Mesin inilah yang menggantikan tenaga manusia. Di air yang tenang, perahu kelotok mungkin bisa berjalan dengan aman, tetapi kalau arus air cukup deras, kita butuh supir yang sudah berpengalaman. Ingin pergi ke pasar atau berkunjung ke kampung lain dengan membawa barang-barang? Silahkan naik perahu kelotok. Di perahu ini juga para pedagang pasar apung di Kalimantan membawa dan menjual dagangannya.

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta. Masa Studi di Negeri Belanda Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik. Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia mengucapkan pidato inaugurasi yang berjudul "Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen"--Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan kekuasaan. Dia mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dan berdasarkan itu, menunjuk landasan kebijaksanaan non-kooperatif. Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa. PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi. Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, "Indonesia" secara resmi diakui oleh kongres. Nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional. Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu. Pada tahun 1927 itu pula, Hatta dan Nehru diundang untuk memberikan ceramah bagi "Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kebebasan" di Gland, Swiss. Judul ceramah Hatta L 'Indonesie et son Probleme de I' Independence (Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan). Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang yang bersejarah itu, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama "Indonesia Vrij", dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka. Antara tahun 1930-1931, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist. Ia merencanakan untuk mengakhiri studinya pada pertengahan tahun 1932. Kembali ke Tanah Air Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya. Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra’jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember 1933). Pada bulan Pebruari 1934, setelah Soekarno dibuang ke Ende, Pemerintah Kolonial Belanda mengalihkan perhatiannya kepada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Para pimpinan Partai Pendidikan Nasional Indonesia ditahan dan kemudian dibuang ke Boven Digoel. Seluruhnya berjumlah tujuh orang. Dari kantor Jakarta adalah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Bondan. Dari kantor Bandung: Maskun Sumadiredja, Burhanuddin, Soeka, dan Murwoto. Sebelum ke Digoel, mereka dipenjara selama hampir setahun di penjara Glodok dan Cipinang, Jakarta. Di penjara Glodok, Hatta menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”. Masa Pembuangan Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari. Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel-artikel untuk surat kabar Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup di Tanah Merah dan dia dapat pula membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti. Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Kumpulan bahan-bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul antara lain, "Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan" dan "Alam Pikiran Yunani." (empat jilid). Pada bulan Desember 1935, Kapten Wiarda, pengganti van Langen, memberitahukan bahwa tempat pembuangan Hatta dan Sjahrir dipindah ke Bandaneira. Pada Januari 1936 keduanya berangkat ke Bandaneira. Mereka bertemu Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir dapat bergaul bebas dengan penduduk setempat dan memberi pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, tatabuku, politik, dan lain-Iain. Kembali Ke Jawa: Masa Pendudukan Jepang Pada tanggal 3 Pebruari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta. Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia? Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri. Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944. Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara. Namun pidato yang diucapkan di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggaI 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali." Proklamasi Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa. Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan. Soekarno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas. Hatta menyarankan agar Soekarno yang menuliskan kata-kata yang didiktekannya. Setelah pekerjaan itu selesai. mereka membawanya ke ruang tengah, tempat para anggota lainnya menanti. Soekarni mengusulkan agar naskah proklamasi tersebut ditandatangi oleh dua orang saja, Soekarno dan Mohammad Hatta. Semua yang hadir menyambut dengan bertepuk tangan riuh. Tangal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, tepat pada jam 10.00 pagi di Jalan Pengangsaan Timur 56 Jakarta. Tanggal 18 Agustus 1945, Ir Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Soekardjo Wijopranoto mengemukakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden harus merupakan satu dwitunggal. Periode Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda. Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum. Kesukaran dan ancaman yang dihadapi silih berganti. September 1948 PKI melakukan pemberontakan. 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres ditawan dan diasingkan ke Bangka. Namun perjuangan Rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus berkobar di mana-mana. Panglima Besar Soediman melanjutkan memimpin perjuangan bersenjata. Pada tanggal 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana. Bung Hatta juga menjadi Perdana Menteri waktu Negara Republik Indonesia Serikat berdiri. Selanjutnya setelah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bung Hatta kembali menjadi Wakil Presiden. Periode Tahun 1950-1956 Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971). Pada tahun 1955, Bung Hatta mengumumkan bahwa apabila parlemen dan konsituante pilihan rakyat sudah terbentuk, ia akan mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden. Niatnya untuk mengundurkan diri itu diberitahukannya melalui sepucuk surat kepada ketua Perlemen, Mr. Sartono. Tembusan surat dikirimkan kepada Presiden Soekarno. Setelah Konstituante dibuka secara resmi oleh Presiden, Wakil Presiden Hatta mengemukakan kepada Ketua Parlemen bahwa pada tanggal l Desember 1956 ia akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya. Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul “Lampau dan Datang”. Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi. Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul “Menuju Negara Hukum”. Pada tahun 1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus. Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada tanggal l8 Nopember 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah. Dua orang putrinya yang tertua telah menikah. Yang pertama dengan Dr. Sri-Edi Swasono dan yang kedua dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek. Hatta sempat menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan Mohamad Athar Baridjambek. Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara. Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.

Ir.Soekarno

Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno dilahirkan di Blitar, 6 Juni 1901 dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali. Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa). Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij. Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hassan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. hingga terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan tanggal turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP. Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat “bom waktu” yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia. Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah mengalami pengucilan oleh penggantinya Soeharto. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur, dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung Karno.

Malin Kundang

Batu yang dipahat mirip seorang manusia yang dilegendakan sebagai Malin Kundang. Pada suatu waktu, di desa terpencil ada sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang Ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas. Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah. Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang. Karena merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak. Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras sehingga akhirnya dia rela melepas Malin pergi merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang terkatung-katung di tengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan tenaga yang tersisa, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah sampai juga kepada ibu Malin Kundang. Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah berhasil. Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya. Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya, Malin Kundang beserta istrinya. Ibu Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat, ibunya melihat bekas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya, Malin Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya. Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Ditengah kekacauan itu, diwaktu yang sama dan tempat yang lain ibu Malin Kundang sedang berdoa. Karena kemarahannya yang memuncak, ia pun berteriak "Tuhan! Jika benar ia Malin anakku, KUKUTUK DIA JADI BATU!!!" Tepat setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang. Sampai saat ini Batu Malin Kundang masih dapat dilihat di sebuah pantai bernama pantai Air Manis, di selatan kota Padang, Sumatera Barat.

Orangutan

Orangutan bertubuh besar dengan rambut merah kecoklatan. Dulu orangutan bisa ditemukan di rimba Asia Tenggara. Tetapi lama kelamaan hanya bisa ditemukan di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Hutan adalah rumah dan sumber makanan bagi orangutan. Namun kini hutan di Sumatera dan Kalimantan semakin sempit akibat ditebangi manusia. Jadi, ke mana orangutan berteduh dan mencari makanan bila hutan ditebang?

Harimau

Dulu di Indonesia ada Harimau Jawa dan Harimau Bali. Tetapi keduanya sudah punah karena diburu manusia. Sekarang hanya tersisa Harimau Sumatera, tetapi jumlahnya pun sangat sedikit. Kulitnya yang indah, banyak diburu manusia untuk bahan pakaian, tas dan sepatu. Kalau kita tidak menyelamatkannya sejak sekarang, kita tidak bisa melihat dan mendengar suara aumannya lagi.

Gajah Mammoth

Ia diberi nama Gajah Mammoth, karena tubuhnya besaaar sekali! Wajah dan bentuk badannya mirip dengan gajah masa kini. Bedanya, selain jauh lebih besar Gajah Mammoth tubuhnya tertutup bulu lebat dan tebal. Punahnya Gajah Mammoth terjadi karena perburuan yang berlebihan dan kekeringan yang berkepanjangan. Wooly Mammoth, sejenis gajah purbakala lainnya hidup pada akhir Zaman Es, punah mendadak sekitar 10.000 tahun yang lalu diduga saat kejadian banjir besar.

Minggu, 04 Agustus 2013

Roda Air

Roda Air adalah sebuah alat kuno yang menggunakan air mengalir untuk menciptakan listrik dengan cara satu set dayung dipasang sekitar pusat atau poros roda.Orang Yunani Kuno menemukan roda air yang pertama yang digunakan pada semua kegiatan misalnya untuk water milling.Roda air telah digunakan selama ribuan tahun untuk industri penghasil listrik.Kelemahan utama roda air adalahdalam hal ukuran,yang membatasi laju aliran dan pemanfaatan putaran kepalaroda.Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka terciptalah turbin air yang lebih modern dan efensien.Migrasi dari roda air keturbin modern membutuhan waktu 100tahun. Turbin air adalah turbin yang mengubah tenaga potensial air menjadi tenaga mekanis.Sejarah penciptaan turbin air yang menggantikan roda air sebaga berikut.Ide dari abad yang samar-samar pada zaman prasejarah.Pada tahun 2200SM,bangsa India Selatan sudah berhasil mengubah tenaga air menjadi tenaga mekanis yaitu dengan menggunakan kincir air.Air yang ada dialiran melalui saluran dan langsung menumbuk kincir air yang dipasang pada ujung saluran
Tenaga yang ditimbulkan oleh aliran air dapat menyebabkan kincir air tersebut berputar,berputarnya kincir air diteruskan keporos kincir dan dengan dibantu oleh susunan roda gigi dapat digunakan untuk memutar generator atau alat lain,seperti penumbuk padi,jagung,atau lain sebagainya.Pada mulanya kincir air dibuat dari kayu,tetapi lama-kelamaan dibuat dari bahan yang lebih baik,sehingga efisiensi yang dihasilkan memuaskan.Para ahli yakin bahwa kincir air mulai digunakan sekitar 500tahun sebelum digunakan diNegara Indian.Baru kemudian tepatnya pada abad ke18 kincir air.Kemajuan yang sangat pesat dari turbin air dilakukan oleh Francis.Tepatnya tahun 1855 Francis berhasil membuat turbin dan meraih sukses pada tahun1910.Turbin Francis mempunyai poros tegak dengan ukuran yang besar,sedangkan dengan ukuran yang kecil dengan ukuran mendatar.Turbin Francis memakai roda propeler atau runner yang dapat berputar secara bebas.

Minggu, 14 Juli 2013

BUNGA SAKURA

Bunga Sakura Tidak ada peristiwa di akhir maret hingga awal april yang paling ditunggu oleh masyarakat Jepang selain mekarnya bunga sakura. Saat kuncup-kuncup pink dan putih bunga sakura muncul, itulah pertanda musim semi telah tiba, musim yang menjanjikan masa depan cerah dan penuh dengan harapan. Taman dan kebun yang sebelumnya dipenuhi salju, kini tampak menghangat seiring mencairnya salju. Mekarnya bunga Sakura memang memiliki makna tersendiri yang mungkin tidak akan pernah bisa terungkapkan dengan untaian kata-kata. Sebuah makna kesejukan, keheningan, kebahagiaan dan ketenangan. Sakura juga bermakna perpisahan saat bunga sakura mulai jatuh berguguran di tiup angin.
Kecantikan bunga sakura juga memiliki arti spiritual dan filosofis tentang kehidupan manusia. Bagi orang Jepang, bunga itu menyimbolkan kegembiraan dan kesedihan serta mengingatkan manusia untuk selalu bersyukur dalam menghargai kehidupan dan kesedihan. Sakura juga mengingatkan bahwa segalanya memiliki kebalikan. Ada sedih, ada gembira. Ada hidup, ada saatnya mati. Ada saatnya merekah dengan indahnya dan ada saatnya berguguran. Dan itulah yang bunga sakura lakukan, mekar dengan memberikan keindahan bagi jiwa-jiwa yang berkelana. Itulah mengapa di setiap mekarnya bunga sakura, keluarga jepang merayakannya dengan berkumpul bersama, menyusuri taman sembari melakukan renungan dan menikmati hidangan di bawah pohon sakura. Perayaan ini dinamakan “Hanami”.

BUNGA MAWAR

BUNGA MAWAR simbol cinta dan gairah Pink : Sayangku, rasa kagum , kebahagiaan, “percayalah padaku”, terimakasih Merah : Cinta , cantik , aku cinta padamu , rasa hormat , keberanian Merah Hati : Kecantikan Merah dan Putih : Simbol penyatuan Merah dan Kuning : Ucapan selamat, persahabatan atau jatuh cinta Kuning : Awal baru, kegembiraan, persahabatan, ketidaksetiaan/perselingkuhan, cemburu, permintaan maaf dan patah hati Kuning dan Jingga : Semangat Putih : Cinta Sejati, lugu, amat menyenangkan, rahasia dan diam Jingga :Keinginan, antusiame Peach : Manis, rasa terimakasih, apresiasi, kekaguman, simpati Ungu : Keunikan, cinta pada pandangan pertama, perlindungan cinta ibu/ayah Biru : Misteri Hijau : Tenang Hitam : Kematian

PANCASILA

PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa Makna sila ini adalah: * Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. * Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. * Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. * Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Makna sila ini adalah: * Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. * Saling mencintai sesama manusia. *Mengembangkan sikap tenggang rasa. * idak semena-mena terhadap orang lain. * Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. * Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. * Berani membela kebenaran dan keadilan. * Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia Internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. 3. Persatuan Indonesia Makna sila ini adalah: * Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. * Rela berkorban demi bangsa dan negara. * Cinta akan Tanah Air. * Berbangga sebagai bagian dari Indonesia. * Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan Makna sila ini adalah: * Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
* Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. * Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama. * Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Makna sila ini adalah: * Bersikap adil terhadap sesama. * Menghormati hak-hak orang lain. * Menolong sesama. * Menghargai orang lain. * Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.

DEWI SARTIKA

Dewi Sartika adalah putri dari Raden Somanagara seorang pejuang dari Jawa Barat. Ia dilahirkan pada tanggal 4 Desember 1884 diCicalengka, Bandung,Jawa Barat.Ayahnya,Raden Somanagara,meninggal dalam pembuangan diTernate karena menentang pemerintah Belanda.Raden Dewi Sartika mempunyai cita-cita yang sama dengan R.A.Kartini,yaitumemajukan wanita Indonesia.Kebiasaan Dewi Sartika sewaktu kecil ialah bermain sekolah-sekolahan dengan anak perempuan sebayanya. Dewi Sartika selalu bertindak sebagai guru dan teman-temannya sebagai murid.Pada Tahun 1904 Dewi Sartika mendirikan sekolah khusus wanita yang disebut Sekolah Istri.Murid-muridnya diajarkan: membaca,menulis,berhitung,menjahit,menyulam,merenda,dan lain-lain. Sekolah itu mendapat perhatian dari masyarakat sehingga muridnya semakin bertambah banyak.
Pada tahun 1910,nama Sekolah Istri diganti menjadi Sekolah Keutamaan Istri.Mata pelajaranyapun bertambah pula. Dewi Sartika berusaha mendidik anak-anak gadis agar kelak menjadi ibu rumah tangga yang baik,mandiri,luwes,dan terampil.Apa yang dilakukan Dewi Sartika diBandung menarik perhatian wanita-wanita didaerah lain.DiGarut,Tasikmalaya,Purwakarta,dan lain-lain,muncul pula Sekolah Keutamaan Istri.Dewi Sartika banyak mendapat bantuan tenaga dan pikiran dari suaminya,Raden Kanduruan Agah Suriawinata.Pada masa Perang Kemerdekaan,Kota Bandung diduduki oleh Belanda.Dewi Sartika terpaksa menghentikan kegiatanya dan mengungsi keCineam,Tasikmalaya.Ia meninggal dunia pada tanggal 11 September 1947 diCineam,Tasikmalaya.Kemudian,makamnya dipindahkan keBandung.

Sabtu, 13 Juli 2013

RADEN AJENG KARTINI

Raden Ajeng Kartini adalah putri dari Bupati Jepara,Raden Mas Ario Sosroningrat.Raden Ajeng Kartini dilahirkan di Mayong,Kabupaten Jepara,Jawa Tengah,pada tanggal 21 April 1879.Raden Ajeng Kartini adalah pelopor emansipasi wanita Indonesia. Ia bercita-cita mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan agar mereka mendapat hak dan kecakapan yang sama dengan kaum pria. Keinginannya untuk melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi tidak diizinkan orang tuanya. Sesuai dengan adat istiadat pada waktu itu,ia harus menjalani masa pingitan sampai waktunya menikah.
Salah satu kegemaran Kartini ialah membaca,terutama buku-buku mengenai kemajuan kaum wanita di luar negeri. Dengan banyak membaca buku,majalah,pikiran Kartini menjadi terbuka.Ia dapat membandingkan kemajuan wanita-wanita Eropa dengan wanita-wanita Indonesia.Sejak itu,timbul niatnya untuk mendirikan sekolah bagi kaum wanita.Pada saat yang sama,ayahnya memutuskan agar Kartini menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat,Bupati Rembang.Suaminya memahami cita-cita Kartini untuk mendirikan sekolah bagi kaum wanita. Mula-mula,ia mendirikan sekolah di rumahnyadengan nama Sekolah Kartini. Disekolah ini, murid-murid perempuan diajari membaca dan menulis. Kemudian, bermunculanlah sekolah-sekolah Kartini ditempat lain,seperti di: *Semarang,*Yogyakarta,*Solo,*Malang,*Madiun,*Cilacap,dan kota lainnya. Kartini rajin mengirimi surat kepada teman ayahnya yang berada diBelanda. Dalam surat itu,Kartini menuangkan cita-citanya untuk memajukan wanita Indonesia. Kumpulan dari surat-surat Kartini itu kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.Sebelum sempat menikmati hasil perjuangannya,Kartini telah dipanggil oleh yang Mahakuasa. Ia meninggal pada tanggal 17 September 1904 dalam usia 25 tahun saat melahirkan putra satu-satunya.Hingga sekarng,tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.

Panda

Kita sering melihat boneka panda, bukan? Untuk melihat panda yang asli, kita harus pergi ke Cina. Di sana, hewan ini terancam punah. Tempat hidupnya, hutan bambu semakin jarang ditemukan. Padahal makanan panda adalah tanaman bambu. Jadi akan ke mana lagi panda mencari makanan kalau hutan bambu sendiri sudah tidak ada? Wah, bisa-bisa panda hanya dapat kita lihat dalam bentuk boneka.